top of page
Writer's pictureReynitta Poerwito

(Masalah Pernikahan) Udah ga ada rasa lagi sama pasangan!

Karena rumah tangga dijalani berdua, jadi kalau ada masalah juga penyelesaiannya harus berdua.

Masalah rumah tangga memang tidak ada yang sederhana. Setiap kali klien/pasien datang untuk konsultasi masalah rumah tangga, biasanya di akhir sesi kepala saya panas hahaha karena memang setiap masalah rumah tangga sangat rumit dan penyelesaiannya butuh proses serta waktu yang tidak sebentar.


Salah satu masalah rumah tangga yang cukup banyak saya jumpai adalah ketika suami dan istri tidak lagi merasakan adanya sparks atau "percikan asmara" (eaakk bahasanya keren yaa) dan perjalanan rumah tangga menjadi sebuah keseharian yang membosankan penuh dengan rutinitas dan kewajiban.


Tidak jarang hal ini ditemukan di pasangan yang memiliki kendala dalam komunikasi selama berumah tangga. Akibatnya, pesan-pesan penting jarang tersampaikan dan emosi negatif sedikit demi sedikit bertambah tinggi intensitasnya. Lalu perasaan lama kelamaan menjadi menguap lalu menghilang. Nah, kalo sudah begini apakah masih bisa diperbaiki? Atau berpisah adalah jawabannya?


Yang pertama, kita harus sadar bahwa masalah rumah tangga itu yang bisa memperbaiki adalah suami dan istri. Bukan hanya istrinya saja atau suaminya saja. Karena rumah tangga dijalani berdua, jadi kalau ada masalah juga penyelesaiannya harus berdua.


Yang kedua, jawab dulu pertanyaan ini: Apakah suami dan istri masih mau memperbaiki masalah ini? Kalau salah satu jawab tidak, waduh akan sulit sekali untuk mencari jalan keluar atau titik temu untuk memperbaiki masalah. Bukan hanya masalah ini, tetapi untuk semua masalah yang ada. Jadi salah satu kunci penting adalah suami dan istri MAU menyelesaikan masalah ini.


Setelah itu, baru kita masuk ke beberapa cara untuk memperbaiki perasaan yang sudah menguap terhadap pasangan.


Perbaiki Komunikasi

Untuk memperbaiki komunikasi antara suami istri, harus ada yang namanya instrospeksi. Bukan salah satunya saja, tetapi keduanya harus saling instrospeksi diri. Dalam proses memperbaiki komunikasi biasanya yang menjadi penghambat adalah ekspektasi kepada masing-masing pasangan. Dalam pernikahan, apalagi yang dibawah 10 tahun menikah ya, banyak sekali pasangan itu berusaha untuk mewujudkan rumah tangga ideal menurut pikirannya sendiri. Sementara tanpa komunikasi yang terjalin dengan baik, harapan ini sulit untuk terwujud sehingga yang terjadi adalah banyak timbul kekecewaan dalam rumah tangga. Jadi, bukannya rumah tangga ideal itu tidak bisa terwujud, tetapi tergantung dari bagaimana suami dan istri mampu untuk saling mengkomunikasikan keinginannya dengan baik atau tidak.


Dalam pernikahan, apalagi yang dibawah 10 tahun menikah ya, banyak sekali pasangan itu berusaha untuk mewujudkan rumah tangga ideal menurut pikirannya sendiri. Sementara tanpa komunikasi yang terjalin dengan baik, harapan ini sulit untuk terwujud sehingga yang terjadi adalah banyak timbul kekecewaan dalam rumah tangga.

Perbaiki Kontak Fisik

Perasaan yang datar terhadap pasangan adalah salah satu akibat dari jarangnya pasangan melakukan kontak fisik. Seperti gandengan tangan, pelukan, ciuman, belaian, dan lain sebagainya. Memang ini adalah hal sepele yang mungkin tidak disadari pasangan menikah karena terjebak dalam rutinitas masing-masing. Bukannya menyalahkan rutinitas ya, memang suami istri apalagi kalau sudah punya anak-anak pasti banyak kewajiban yang harus dipenuhi. Tetapi sesibuk apapun, kontak fisik antar pasangan itu sangat penting untuk menjaga perasaan masing-masing.



Selesaikan Masalah

Selama praktek, banyak sekali (terutama dari suami-suami ya) yang mengira bahwa kalau rumah tangga tidak ada konflik, itulah yang terbaik. Jadi karena pemahaman yang salah, seringkali terjadi pasangan memendam perasaan daripada harus terjadi konflik. Mungkin masalahnya sepele ya, sehingga merasa tidak pantas atau "gak worth it" untuk dibicarakan. Istilah "Daripada ribut mendingan iya aja deh" sebenarnya sangat berbahaya. Itu sama saja pasangan menikah sedang mempersiapkan bom waktu yang bisa meledak kapanpun. Jadi, sekecil apapun masalahnya, bicarakan kepada pasangan. Berkonflik di dalam rumah tangga itu adalah hal yang tidak bisa dihindari, tetapi pasangan menikah yang lebih mature akan menyadari bahwa konflik itu adalah salah satu cara untuk mendewasakan pasangan dan meningkatkan kualitas hubungan. Karena dengan berkonflik masing-masing pasangan akan belajar hal-hal baru yang bisa menjadi bahan bakar agar pernikahannya langgeng.


Istilah "Daripada ribut mendingan iya aja deh" sebenarnya sangat berbahaya. Itu sama saja pasangan menikah sedang mempersiapkan bom waktu yang bisa meledak kapanpun.

Untuk saat ini, dicoba dulu 3 hal diatas ya. Tidak mudah untuk merubah kebiasaan yang sudah dilakukan bertahun-tahun. Tetapi, untuk menyelamatkan rumah tangga, everything is worth to try.


Comments


bottom of page