Di artikel sebelumnya, aku sudah membahas 5 tipe jebakan dalam kehidupan yang bisa merugikan diri kita sendiri. Lifetraps itu terbentuk saat kita masih kecil dengan segala pengalaman dan pola asuh yang kita alami secara berulang, lalu semakin lama menjadi sebuah tema dalam kehidupan kita. Misalnya, saat kecil kita seringkali disalahkan walau kita ga ngerasa salah, nah karena kejadiannya berulang, saat kita tumbuh dewasa perasaan bersalah, takut salah, atau disalahkan oleh orang lain pasti akan terus menjadi perasaan yang dominan.
Contohnya adalah orang yang tidak bisa menerima kritik dengan baik. Setiap kali dikritik dia merasa disalahkan, dipojokkan, atau dikecilkan. Hal itu adalah salah satu contoh yang sangat jelas mengenai jebakan kehidupan yang terbentuk dari pengalaman masa kecil.
Dalam artikel ini, aku mau bahas 5 lifetraps lagi ya. FYI, aku ga akan bahas semuanya karena di artikel selanjutnya aku mau bahas tentang topik lainnya :)
Vulnerability to Harm and Ilness
Nah, yang satu ini sangat berhubungan dengan situasi sekarang ya. Kalau kamu punya lifetrap ini, selama pandemi pasti kamu merasa tersiksa banget dengan segala keparnoan dan ketakutan akan terserang penyakit. Tetapi lifetrap ini bukan hanya karena situasi yang sedang chaotic. Sebelum pandemi, bila kamu seringkali merasa ketakutan akan terkena penyakit serius padahal gejalanya tidak ada, bahkan ketika periksa ke dokter kamu dinyatakan sehat secara fisik (tapi kamu ga percaya hasil pemeriksaan) dan kamu tetap percaya penilaianmu sendiri - artinya kamu punya lifetrap Vulnerability to harm and ilness. Intinya, kamu merasa mudah sakit, dan sangat ketakuan bila sesuatu yang buruk akan terjadi. Jadi bukan hanya penyakit saja, tetapi juga takut tertimpa hal-hal yang buruk (misalnya kecelakaan).
Entitlement
Kalau yang tipe ini, orangnya merasa dia paling berhak untuk mendapatkan semuanya. Semua yang dia lakukan adalah yang paling benar, dan bila orang lain melakukan dengan cara lain itu artinya salah. Dan dia sulit memahami bahwa ada orang lain yang menjalani kehidupan dengan cara-cara yang berbeda. Dia merasa superior, lack of emphaty (kurang mampu untuk bisa mengerti perasaan orang lain), dan berusaha untuk taking control.
Subjugation
Tipe ini dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu subjugation of needs and emotions. Subjugation itu cirinya adalah selalu memendam perasaan atau kebutuhannya. Biasanya orang ini akan merasa opininya, kebutuhannya, perasaannya, pikirannya itu tidak berharga dan tidak penting untuk diutarakan, sehingga lebih baik disimpan sendiri. Perasaan yang dominan biasanya merasa stuck, merasa harus memenuhi semua keinginan orang lain, tetapi pada saat yang bersamaan dia juga memiliki kemarahan yang besar dan ketidakpuasan terhadap hidupnya.
Emotional Inhibition
Cirinya, orang dengan lifetrap ini akan selalu berusaha menekan perasaannya (Positif maupun negatif). Dia mengandalkan akal sehat atau logikanya sehingga dia akan terlihat sebagai seseorang yang sangat rasional. On the other hand, kebutuhannya untuk menekan perasaan adalah untuk menjaga situasi dan lingkungannya agar selalu terhindar dari konflik, dissaproval dari orang lain, atau menjaga dirinya untuk melakukan tindakan yang impulsif (spontan).
Unrelenting Standards
Orang dengan tipe lifetrap ini akan terlihat sebagai seorang perfesionist yang memiliki standard tinggi bahkan ada yang tidak masuk akal. Biasanya orang ini akan selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik, menekan dirinya sendiri (dan bisa juga menekan orang lain) untuk melakukan sesuai dengan standard yang dimilikinya. Dan kalau tidak tercapai atau tidak berjalan sesuai dengan harapannya, biasanya reaksi emosinya akan berlebihan. Biasanya tipe ini akan sulit untuk merasa rileks, merasakan ketenangan, atau menikmati kehidupannya saat ini. Tipe ini juga akan sulit untuk membina hubungan berpasangan yang sehat, karena tidak adanya kompromi atau kerjasama dengan pasangan (biasanya karena orang ini selalu menganggap pasangannya selalu salah, kurang mampu atau tidak berhak mengeluarkan pendapat yang menurutnya benar.
Jadi, setelah aku membahas 10 lifetraps yang pretty common terjadi, kira-kira kamu punya lifetrap yang mana? Memiliki lifetraps itu bukan berarti sakit jiwa ya, santai aja.. setiap orang kan pasti punya masalah sendiri-sendiri. Tapi kalau kita bisa melakukan introspeksi diri secara berkala dan selalu berusaha untuk membenahi apa yang kurang dari dalam diri kita, why not? Ya kan? Namanya manusia pasti akan ada titik lemahnya, pasti akan berbuat salah, pasti akan selalu kurang. Makanya tugas kita adalah untuk selalu belajar membenahi diri kita perlahan-lahan setiap harinya. Bukan untuk menjadi sempurna, (because nobody is, hun!) tapi untuk menjadi lebih baik :)
Kalau kamu punya masalah dalam membenahi diri kamu sendiri saat ini dan butuh bantuan bisa langsung bikin perjanjian untuk konsultasi dengan aku ya. Bukan hanya efektif, tapi juga terapi yang di design secara individual itu akan lebih tepat sasaran. Kamu bisa klik link dibawah ini untuk mencoba konsultasi psikologis :)
Comments